Pilihan Warna
Standar
Tulisan kuning pada latar biru
Tulisan hitam pada latar kuning
Tulisan kuning pada latar hitam
Ukuran Huruf
Menurunkan
Standar
Membesarkan

BERANDA > Ada Apa di Ishikawa > Pengalaman Kesenian dan Kerajinan Tradisional

Konten utama dari sini.

Pengalaman Kesenian dan Kerajinan Tradisional

Selama Zaman Edo (1603 – 1866), Prefektur Ishikawa dikenal sebagai daerah Kaga-han (Kadipaten Kaga) dan diperintah oleh Klan Maeda, yang sering disebut sebagai Kaga Hyakumangoku (hyakumangoku berarti ‘sejuta koku beras’, sedangkan koku adalah jumlah beras yang dapat memberi makan satu orang untuk satu tahun; ini melambangkan kekayaan Kaga di masa dimana kekayaan dihitung berdasarkan jumlah beras yang dapat diproduksi oleh satu daerah). Karena Klan Maeda tidak terkait dengan pemerintahan Klan Tokugawa dan daerah mereka (Kaga) adalah daerah terkaya setelah ibu kota (Edo), klan ini selalu diawasi dengan seksama oleh pemerintahan Shogun. Untuk menunjukkan bahwa klan mereka tidak memiliki ambisi militer dan keinginan untuk mengambil alih negeri, para penguasa Klan Maeda menahan diri supaya tidak menunjukkan kekuatan militer, dengan itu memenuhi tuntutan pemerintah di Edo. Khususnya, adipati ketiga, Toshitsune Maeda, yang secara terbuka melaksanakan kebijakan untuk mendorong perkembangan kebudayaan di daerah tersebut.

Sebagai akibat dari ekonomi yang hidup dan kebijakan pengembangan budaya, Ishikawa menghasilkan bermacam-macam kesenian dan kerajinan tradisional yang terkenal di dunia, seperti vernis Wajima, keramik Kutaniyaki, dan lembaran emas Kanazawa yang masih berkembang hingga saat ini. Sepuluh dari kerajinan ini telah ditetapkan sebagai Kesenian dan Kerajinan Tradisional Nasional, sementara enam telah ditetapkan sebagai Kesenian dan Kerajinan Tradisional Prefektur, dan 20 telah ditetapkan sebagai Kesenian dan Kerajinan Tradisional Langka.

     

Lembaran emas Kanazawa adalah salah satu dari kesenian dan kerajinan yang paling terkenal di Ishikawa. Lebih dari 99% lembaran emas yang diproduksi di Jepang diproduksi di Kanazawa, dan ini digunakan untuk mendekorasi berbagai macam benda, seperti dekorasi vernis, altar Budha, dan keramik Kutaniyaki. Lembaran ini juga digunakan untuk memberi keindahan yang bersinar pada bangunan seperti kuil terkenal Kyoto Kinkakuji (Kuil Paviliun Emas) dan kuil shinto Toshogu di Nikko, Prefektur Tochigi. Di Kanazawa, ada banyak tempat dimana Anda bisa mengamati proses pembuatan lembaran emas atau mencoba sendiri dekorasi benda-benda dengan lembaran emas (membutuhkan waktu 1 jam).

    

Vernis Wajima telah ditetapkan sebagai Aset Budaya Takbenda Penting, dan terkenal di dunia atas proses rumit yang melibatkan lebih dari 100 pengrajin dari awal pembuatan hingga selesai. Kerajinan ini memanfaatkan teknik tradisional, dan akhir-akhir ini diantara para pengrajin generasi muda, kerajinan ini mengambil banyak sentuhan modern karena memproduksi kesenian modern dan juga perlengkapan untuk digunakan sehari – hari. Datanglah ke Wajima, tempat di mana Anda dapat menghabiskan waktu sekitar satu jam mencoba sendiri membuat vernis Wajima atau melihat pengrajin berpengalaman membuat kerajinannya.

Sebagai tambahan, Ishikawa adalah rumah bagi banyak kerajinan dan kesenian lain yang masih berkembang hingga saat ini dan bisa Anda coba dengan mudah. Datang ke Ishikawa dan alami sendiri kesenian dan kerajinan tradisional kami!

Tautan Terkait:Ishikawa Prefectural Traditional Industries Wares Museum (bahasa Inggris)